El Clasico, Antara Penguasa dan Separatisme

El Clasico

El Classico, siapapun penggemar sepak bola, pasti tertarik dengan laga ini walaupun bukan bagian dari loyalis Barcelanistas ataupun Madridistas. Banyak yang mengatakan laga ini menarik karena kedua tim tidak akan pernah ridha jika dikalahkan rivalnya karena di pundak klub ini, tidak hanya poin yang dipertaruhkan, namun juga kehormatan rakyat masing-masing kota dan ideologi yang mereka anut.

Ada 1 tokoh yang paling sering dibicarakan jika kita berbicara tentang sejarah El Classico antara Real Madrid vs FC Barcelona. Orang ini adalah Jendral Franco, penguasa diktator Spanyol secara de facto dari tahun 1939 hingga tahun 1975 yang berhaluan fasis. Banyak versi dari artikel-artikel yang saya baca tentang El Classico tentang hubungan antara jendral Franco ini dengan El Classico, dan argumen paling banyak diantaranya mengatakan sebagai klub lambang kerajaan Spanyol, Real Madrid didukung oleh Raja dan Jendral Franco, sedangkan FC Barcelona adalah simbol perlawanan bangsa Catalonia atau Catalan yang ingin merdeka sendiri atau bisa kita bilang disini kaum separtisme. Tapi benarkah seperti itu ? apa dasar yang bisa dijadikan bukti kuat jika seperti itulah kejadian sebenarnya ?. Saya akan mencoba beragumen disini secara netral, sebagai jaminannya saya bukanlah Madridistas dan Barcelanistas, dan saya rasa itu cukup.

Yang pasti, setelah saya telaah dari berbagai sumber, penyebab panasnya El Classico ini lebih didasari oleh masalah politik antara bangsa Castilla (Kerajaan) yang berpaham fasis dan Catalan (Catalonia) sebagai penganut komunisme serta kejadian-kejadian lainnya yang paling menambah perseteruan.

Untuk dapat memilahnya dengan baik sejarah dari partai terpanas didunia ini, haruslah dipilah satu persatu sejarahnya, dimulai dari Jendral Franco itu siapa, Bangsa Catalan dan FC Barcelona itu bagaimana sejarahnya,perang saudara yang melanda Spanyol, mengapa Real Madrid sebagai rivalnya dan dimana awal rivalitas ini.

Siapa Jendral Francisco Franco

Jendral Franco

Francisco Paulino Hermenegildo Teódulo Franco y Bahamonde Salgado Pardo atau yang biasa disingkat sebagai Francisco Franco Bahamonde (lahir di Ferrol, Spanyol, 4 Desember 1892 – meninggal 20 November 1975 pada umur 82 tahun) adalah pempimpin diktator berhaluan sayap kanan ekstrim atau fasis Spanyol dari tahun 1939 hingga tahun 1975 setelah berlangsungnya perang saudara di Spanyol yang dimenangkan oleh kubu Jendral Franco.

Ia merupakan putra kedua dari keluarga angkatan laut kelas menengah yang lahir pada tanggal 4 Desember 1892. Franco memasuki akademi militer di Toledo di usia 14 tahun. Setelah tamat 3 tahun kemudian secara cepat ia menjadi sukarelawan dinas aktif dalam koloni Spanyol di Maroko, menarik rasa hormat dan kenaikan sebagai kapten muda dalam ketentaraan Spanyol. Kenaikannya berlanjut saat ia menjadi komandan Legiun Asing, kemudian Brigadir Jenderal pada usia 34 dan akhirnya direputasikan sebagai direktur Akademi Militer Umum yang baru terbentuk. Peristiwa perang saudara yang melanda Spanyol pada tahun 30-an adalah momen yang mengangkat nama Franco menjadi pemimpin yang paling dikenang di Spanyol.

Bangsa Castilan, Catalonia, Barcelona, dan FC Barcelona

Siapa itu Castilan ? mereka itulah orang-orang Sanyol. Castilan itu adalah sebutan lain suku bangsa Spanyol dibawah kerajaan Spanyol ini. Sebagai pendukung kerajaan, tentulah mereka mendukung sang raja dan membenci juga penentang kerajaan, bangsa Catalan contohnya.

Lalu apa itu Catalonia ? maaf jika saya salah dan silahkan koreksi, Catalonia adalah sebuah provinsi yang dulu kala dalam sejarahnya termasuk kedalam kerajaan Aragorn, sebuah kerajaan yang tidak terikat oleh kerajaan Spanyol. Maka dari itu, mereka mempunyai budaya dan bahasa yang berbeda dari bangsa Castilan atau Spanyol. Singkat cerita pada akhirnya Catalonia takluk jua oleh kuatnya dinasti kerajaan Spanyol. Namun sebagian besar bangsa Catalan tetap tidak terima dan membangkang terhadap raja. Mereka merasa tidak menjadi bagian dari kerajaan Spanyol dan menjadi pemberontak. Saya rasa sejarah ini-lah yang melatar belakangi gerakan separatisme pada bangsa Catalan bahkan sampai saat ini. Buktinya adalah Catalonia atau Catalunya mempunyai timnas sendiri walaupun tidak diakui FIFA hingga saat ini.

Nah, apa bedanya Barcelona dengan Catalonia ? seperti yang saya bilang tadi, Catalonia itu sebuah provinsi, maka sudah pasti provinsi itu mempunyai ibukota, ibukota dari Catalonia itulah Barcelona. Penduduk provinsi Catalonia ini disebut bangsa Catalan.

Sekarang kita merujuk pada  sejarah FC Barcelona sendiri, saya akan menceritakan secara singkat saja tentang sejarah Barcelona FC. Jika ada yang ingin lebih mengetahui sejarah lengkap Barcelona, kalian mungkin bisa search sendiri di Google atau langsung menuju Wikipedia. Pendiri Barcelona adalah Joan Gamper, pemain sepakbola asal Swiss. Uniknya Dia adalah kapten tim di awal-awal berdirinya FC Basel. Pada 1898 dia pergi ke Barcelona dengan tujuan mengunjungi pamannya, Emili Gaissert. Joan sebenarnya hanya “mampir” ke Barcelona dalam rangka lawatannya ke Afrika untuk mengurusi bisnis gula, tetapi dia justru jatuh cinta pada Kota Barcelona dan kemudian memutuskan untuk tinggal di sana. Joan tergila-gila dengan Barcelona bahkan, nama aslinya Pria berkebangsaan Swis ini yang sebenarnya Hans Gamper akhirnya merubah namanya menjadi Joan Gamper karena pengaruh kota ini. Pria berkumis tebal ini bekerja sebagai akuntan dan sebagai kolumnis untuk dua koran di Swiss. Joan juga tercatat membantu berdirinya majalah Los Deportes.

22 Oktober 1899 adalah salah satu hari bersejarah FC Barcelona. Pada hari itu, Joan Gamper memasang iklan di Majalah Los Deportes yang menyatakan bahwa dia ingin membuat klub sepakbola. Respon positif muncul dan diikuti dengan sebuah pertemuan di Gimnasio Solé pada 29 November 1899. Nah, pada hari itulah FC Barcelona lahir. Para pendiri Blaugrana terdiri dari penggemar bola asal Swiss, Inggris dan Spanyol.

Kenapa Real Madrid yang Dibenci dan Arti Mahkota Diatas Simbol Klub

Dari sekian banyak klub di Spanyol, kenapa Real Madrid yang seakan ditakdirkan menjadi rival Barcelona FC ? bukankah musuh bangsa Catalan adalah seluruh Spanyol ? kenapa mereka tidak anti dengan yang lain ? Ingat, kebencian bangsa Catalonia terhadap kerajaan tumbuh bahkan jauh sebelum El Barca dan El Real terbentuk.

Barca mempunyai slogan yang sangat kontra dengan Real Madrid, “kita boleh kalah dengan siapa saja, tapi tidak dengan Madrid”. Jika memang FC Barcelona adalah ideologi dan simbol perlawanan bangsa Catalan, bukankah seharusnya perlawanan mereka tertuju pada bangsa Castilan dan klub-klub sepak bola pendukung kerajaan seluruhnya ?. Semua pasti setuju jika saya mengatakan itu karena Real Madrid adalah klub dari ibukota Spanyol. Itu benar, tapi bukankah di ibukota Madrid sendiri ada beberapa klub, yang salah satunya adalah Atletico Madrid, sebuah klub Angkatan Udara yang bisa dibilang tentara yang membantai penduduk Catalan saat perang saudara. Tapi rivalitas Barca dengan Atletico tidaklah sekental dengan El Real.

Simbol Real Madrid

Untuk menjawabnya, kita harus mengetahui dulu apa arti kata Real dan simbol mahkota diatas lambang klub di Spanyol. Pada awal berdirinya, tidak ada nama Real pada klub ibukota ini, hanya Madrid CF. Penambahan kata ‘Real’ pada awalan klub ini diberikan oleh Raja Spanyol Alfonso XIII pada tahun 1920 seperti pemberian sebuah gelar ‘the royal’ (bangsawan) bagi klub yang mewakili hagemoni sang Raja tersebut. Sepertinya sudah bisa ditebak jika pemberian nama depan ‘Real’ dan penambahan simbol mahkota mempunyai arti yang sama yaitu titah “kebangsawanan” dari sang raja. Seakan menjadi kedengkian Raja karena saat diawal-awal kompetisi sepak bola Spanyol yaitu Copa del Rey dan Liga, ada 3 klub yang paling dominan, yitu Madrid CF, Barcelona dan Athletic Club de Bilbao. Dimana 2 klub terakhir justru klub dari daerah pembangkang, Barcelona mewakili Catalan sedangkan Athletic Club mewakili bangsa Basque. Alasan itulah yang menjadi landasan kuat bagi raja untuk mengizinkan kata Real digunakan oleh Madrid CF sebagai perwakilan kerajaan Spanyol. Sejak saat itulah, Real Madrid secara tidak langsung menjadi simbol perlawanan kepada klub dari daerah pemberontak.

Jadi jika ada yang mengatakan awal permusuhan antara F.C Barcelona dengan Real Madrid berawal dari berkuasanya Jendral Franco, menurut saya itu salah. Ini pendapat saya pribadi tapi berdasarkan data. Awal permusuhan antara Madrid dan Barca ya tepat disaat raja mengijinkan penggunaan kata Real hanya untuk Madrid CF. Buaknkah terlihat sensi dengan Barca dan Bilbao, namun meng-anak-emaskan Madrid ?

Tapi saya rasa itu wajar karena memang Barca dan Bilbao merupakan perwakilan dari kaum separatis dan Madrid mewakili penguasa. Perlu kita ketahui pada awalnya, dasar pendirian kedua klub  bukan sebagai bahan propaganda masing-masing daerah. Namun, seiring berjalannya waktu, masing-masing klub akan membawa beban fanatisme warganya masing-masing seiring memanasnya politik di Spanyol. Real Madrid sebagai wakil kekuasaan sang raja, disisi lain FC Barcelona dan Athletic Club sebagai alat perlawanan bangsa Catalan dan Basque. Sentimen politik ini sampai kepada sepak bola karena sepak bola merupakan olah raga terpopuler di Spanyol, sehingga menjadi sebuah kendaraan propaganda yang efektif.

Perang Saudara dan Posisi Catalonia

Jika bangsa Catalonia itu membenci Spanyol sejak dulu kala (bahkan jauh sebelum Franco lahir), lalu kenapa sosok yang paling dibenci cules (julukan fans Barcelona FC) adalah Franco ?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus flashback dimasa saat Spanyol dalam keadaan krisis perang saudara 1936-1939. Oke, saya akan sedikit bercerita sekarang. Sebelum Perang saudara, Spanyol merupakan sebuah kerajaan yang kuat. Disebabkan oleh ketidakpuasan kaum komunis,liberalis, dan sekuleris akibat krisis ekonomi  dan kesenjangan sosial hebat yang terjadi di negeri matador ini, ketiga haluan ini bersatu menjadi golongan Republikan dan sepakat untuk menggulingkan tahta kerajaan.

Maka terjadilah kudeta oleh kaum republikan yang menyebabkan Raja Spanyol Alfonso XIII turun tahta dan dibuang ke pengasingan. Lalu munculah pemerintahan baru yang dikuasai kaum republikan. Tapi masalah tidak selesai sampai disitu, justru kudeta inilah yang menjadi awal sejarah kelam negeri Spanyol. Kaum Nasionalis dan pro kerajaan yang tergulingkan bersembunyi dan menyusun kembali kekuatan mereka.

Secara singkat perang saudara ini adalah perang memperebutkan kekuasaan di Spanyol yang saat itu dipegang oleh kaum Republikan (berkuasa tahun 1931 s/d 1939) dimana sebelum perang saudara ini terjadi kaum, Republikan lebih dulu berhasil mengkudeta Kerajaan Spanyol. Bahasa simpel-nya, perang ini bertujuan merebut kembali apa yang telah direbut kaum Republikan.

Dimasa berkuasanya Republikan, kesalahan fatal dilakukan oleh kaum kanan/Republikan dengan membubarkan militer. Mereka  melihat militer sebagai ancaman karena merupakan warisan dari kerajaan yang telah mereka runtuhkan dan dengan pengaruhnya berhasil membubarkan akademi militer. Militer yang tidak terima diperlakukan seperti itu menjadi berbalik memusuhi pemerintahan Republikan.

Lawan kaum Republikan yang terdiri dari komunis, liberalis dan sekularis tentunya adalah kaum Nasionalis yang terdiri dari militer senior (yang ditekan semasa republikan berkuasa), loyalis kerajaan, dan kaum agamis (gereja katolik). Kedua kubu mempunyai sekutu masing-masing, Republikan disokong oleh Uni Soviet sebagai dedengkotnya komunis sedangkan kaum Nasionalis didukung oleh keuatan fasis (ultra nasionalis) saat itu, Jerman dan Itali. Bersama tentara yang terdiri dari orang-orang desa beserta sisa-sisa pelarian militer dan loyalis kerajaan yang masih tersisa, kaum nasionalis berani melawan kaum borjouis (republikan) yang memiliki senjata lebih lengkap.

Pemenang perang ini adalah kaum Nasionalis yang dipimpin oleh Jendral Franco yang berhaluan Fasis dari kaum militer senior. Republik Sosialis Spanyol (republikan) berhasil ditumbangkan dan berkuasalah Jenderal Franco di Spanyol dengan rezim fasisnya (ultra nasionalis) hingga wafat pada 20 November 1975.

Nah, dari cerita ini, bangsa Catalonia pasti terlibat dalam perang ini, tapi dipihak yang mana ? melihat sejarahnya sebagai pembangkang kerajaan dan berpaham komunis, seharusnya tidak usah dipertanyakan lagi jika mereka berada di pihak Republikan. Bahkan banyak yang mengatakan pelarian-pelarian pihak yang kalah perang saudara ini banyak yang bersembunyi di Provinsi Catalan mengingat posisinya sebagai pendukung kubu Republikan.

Catalonia is not Spain

Jenderal Franco selama berkuasa mencium adanya bibit-bibit pemberontakan yang dilakukan oleh dua suku bangsa yang memang dari awal bersebrangan dengan rezim yang berkuasa dan kaum yang membangkan ini ada 2, yakni suku Catalan dan Etnis Basque. Ia menganggap penduduk Catalan dan Basque kaum pembangkang terhadap rezim. Franco kemudian mengeluarkan larangan pengibaran bendera dan penggunaan bahasa provinsi Catalan. Dari sinilah muncul sentimen yang sangat keras

Disatu sisi sebagai penguasa Jendral Franco tidak terima dengan adanya pembangkang. Sedangkan disisi yang lainnya, bangsa Catalan mengakui diri mereka merdeka dan terlepas dari penguasaan kerajaan Spanyol berdasarkan paham dan sejarah mereka.

Jendral Francisco Franco adalah Madridistas

Pendapat ini paling banyak dibenarkan oleh berbagai kalangan. Tapi benarkah Franco seorang Madridistas ? saya tidak tahu karena tidak punya bukti yang kuat.

Banyak kalangan beranggapan bahwa Franco adalah fans rival sekota Real Madrid, Atletico Madrid. Opini ini dikuatkan dengan fakta bahwa Atletico Madrid adalah klub bentukan Angkatan Udara Spanyol, sesuai dengan latar militer Franco. Tapi ini juga belum tentu benar karena Atletico Madrid adalah bentukan angkatan udara sedangkan Franco berasal dari angkatan darat. Jika Franco memilih Madrid sebagai klub idolanya itu juga sangat memungkinkan karena sejak awal El Real adalah lambang kekuasaan penguasa (Raja Spanyol) dan Franco sendiri sangat menghormati raja Spanyol.

Ada cerita menarik saat Real Madrid berhasil menghancurkan Barcelona 11-1 pada leg II Coppa del Generalísimo(Coppa del Rey) tahun 1943. Disebut-sebut berbagai kalangan hal itu terjadi berkat intervensi sang Jendral yang tidak ingin tim kesayangannya tersingkir dari kejuaraan karena pada leg I Madrid kalah 3-0 dari tuan rumah. Saya tidak menemukan fakta serta bukti yang valid soal adanya utusan Franco setelah jeda babak I seperti yang dikatakan banyak orang. Tapi bukannya membantah ataupun menguatkan, pada pertandingan itu di babak I saja El Real sudah unggul 8-0 atas Barca, buat apa lagi intervensi jika sudah unggul sejauh itu ? Tapi menjadi bisa dipertanyakan jika ada yang mengatakan utusan Franco datang sebelum pertandingan. Intervensi dan tekanan Franco ini lebih masuk akan jika terjadi saat pertandingan belum dimulai. Tapi saya tidak tahu secara pasti tentang isu ini.

Ada beberapa fakta menarik memang seputar opini Franco sebagai fan El Real, Franco yang dituduh sebagai pembenci Barca, justru mendapatkan medali kehormatan dari Barcelona atas jasanya memulihkan kondisi keuangan klub yang sedang krisis dengan penghapusan utang Barca dan membantu pembangunan Nou Camp sebagai kandang baru Barcelona. Dijamannya Franco berkuasa penuh ini juga, justru Barcelona yang lebih dominan di Liga Spanyol, bukan Madrid.

Namun sekali lagi semua kejadian itu bisa logis jika alasan Franco membantu Barca untuk menarik simpati bangsa Catalan dan dominasi Barca saat Franco berkuasa bisa disebabkan semangat mereka untuk menunjukan perlawanan. Logis kan ? Tapi saya rasa intinya bukan itu. Berani saya katakan pada anda Franco tidak peduli pada sepak bola dan tetek bengeknya. Sepak bola dan klub hanya sebatas alat untuk melanggengkan kekuasaannya.

Sepakbola-lah yang membuat bangsa Catalan dan Basque sedikit tunduk. Stadion dipakai untuk mengisolir rakyat Spanyol dari gairahnya untuk membuat keonaran di jalan-jalan. Caranya ? disinilah kecerdikan seorang Franco, hanya di dalam stadion, bangsa Basque dan Catalunya dibiarkan bebas bangga dengan identitas mereka: memakai bahasa, lagu, bendera, dan lagu kebangsaan daerahnya. Lain cerita jika hal itu dilakukan di luar stadion. Polisi nasional dan guardia civil siap menangkapi dan mengadili para pelaku makar.

Franco ketika menyerahkan Piala Champions 1957 kepada Kapten real, Munoz

Perasaannya pada Real pun setali tiga uang, hanya sebagai alat dengan menggunakan perhatian palsu. Seusai Perang Dunia II, Spanyol dikucilkan dari dunia luar karena sifat mendua Franco (tidak memihak sekutu atau blok sentral) sehingga Spanyol menjadi negara miskin. Pertengahan dekade 50-an, Franco mulai melunak. Amerika dan PBB mulai kembali menjalin hubungan diplomatik dengan Spanyol. Untuk membuka bantuan internasional, Franco butuh alat untuk mencitra bahwa negaranya baik-baik saja dan setara dengan negara-negara Eropa lainnya. Tugas itulah yang dibebankan pada Real Madrid. Tak heran perhatiannya kepada Real begitu besar ketimbang tim lain, apalagi klub ini berasal dari ibu kota.

Franco sadar bahwa sepakbola dapat digunakan untuk mempengaruhi opini publik selama masa-masa sulit Spanyol. Lewat sepakbola, dia menyebarkan propaganda bahwa Spanyol adalah bangsa berprestasi yang layak diterima di dunia internasional. Lewat Real Madrid, Spanyol disulap menjadi sebuah negara yang memiliki tim sepakbola yang hebat, bukan negara yang identik politik represif dan reyot secara finansial,” ucap Phill Ball dalam buku Morbo: the Story of Spanish Football.

Saya lebih cenderung setuju dengan opini ini.

Peristiwa-Peristiwa Penting yang Menambah Perseteruan

1. Terbunuhnya Josep Sunyol, Presiden FC Barcelona tahun 1934 adalah kejadian yang membuat dendam para cules (sebutan fans Barca) mendidih pada Jendral Franco. Tapi yang harus dicatat disini, pembunuhan ini lebih cenderung kaitannya pada perang, bukan kebencian Franco pada Barcelona FC. Seperti cerita saya diatas, pada tahun 1936 perang saudara sedang berlangsung dengan sengitnya, Catalonia adalah salah satu basis pendukung kubu republikan dan Joseph Sunyol adalah tokoh republikan yang kebetulan menjabat presiden Barcelona. Josep Sunyol dibunuh oleh pasukan pengawal Franco saat hendak mengunjungi pasukan perang Nasionalis di bagian utara kota Madrid yang saat itu masih dibawah kendali Republikan. Pasukan pengawal Franco terlibat baku tembak dengan pasukan Republikan saat kebetulan ada Josep Sunyol disana.

2. Transfer Pemain yang menyebrang dari FC Barcelona ke real Madrid atau sebaliknya adalah cerita atau bumbu yang menambah perseteruan. Tokoh-tokohnya adalah Alfredo Di Stefano, Bernd Schuster, Michael Laundrup, Luis Enrique, dan Luis Figo. Yang paling panas tentu transfer Alfredo Di Stefano. Pemain ini awalnya sudah bermain di 3 pertandingan bersama Barcelona, namun tiba-tiba masalah muncul tentang klaim bahwa Barcelona harus membayar juga uang transfer Di Stefano kepada River Plate (klub di Stefano sebelum Millonarios) selain kepada Millonarios klub Stefano sebelumnya. Di tangah-tengah saling klaim ini muncul-lah Real Madrid yang secara tiba-tiba ikut ingin membajak Di Stefano. Semakin panaslah tensi kedua klub sampai akhirnya FIFA turun tangan mengatasinya. Tapi, akhirnya Real Madrid berhasil mengamankan di Stefano secara penuh. Kebencian Barca kian memuncak kepada Real dan pemain Argentina tersebut, karena Di Stefano mencetak dua gol dalam laga pertamanya melawan Barcelona.

Alfredo di Stefano saat Bersama Madrid
Alfredo di Stefano

Kesimpulan

Saya punya beberapa rangkuman tentang laga terpanas di dunia ini.

1. Yang bisa saya pastikan kepada kalian semua, musuh sebenarnya bangsa Catalonia sebagai pemilik FC Barcelona pada dasarnya adalah Kerajaan Spanyol dan rezim Franco karena faktor sejarah dan perbedaan paham ideologis.

2. Awal permulaan perseteruan kedua klub diawali oleh peng-anak-emasan Real Madrid oleh raja Spanyol Alfonso XIII pada tahun 1920 saat menyematkan penambahan kata Real pada klub Madrid FC sebagai simbol dukungan sang penguasa dan mengucilkan 2 klub kuat lainnya saat itu, Barcelona FC dan Athletic Club de Bilbao yang berasal dari 2 daerah pembangkang kerajaan, Catalan dan Basque.

3. Alasan kenapa nama Franco yang sering disebut sebagai faktor utama panasnya laga ini adalah karena disaat terjadinya perang saudara, rezim Franco berhasil merebut kekuasaan dan menindas bangsa Catalan yang sejak dulu memang bersebrangan dengan rezim fasis. Apalagi terbunuhnya Joseph Sunyol yang notabene presiden klub Barca ditangan pasukan Franco walaupun lebih dikarenakan faktor perang menambah api kebencian tersebut. Karena dikucilkan secara politik,  Sepak bola sebagai olah raga terpopuler dan notabene diluar masalah politik akhirnya digunakan sebagai bahan propaganda simbol perlawanan bangsa Catalan lewat FC Barcelona untuk menunjukan eksistensi mereka dan fanatisme kedaerahaan bangsa Catalan. Jadi menurut saya, kebencian cules terhadap Franco bukan karena sepak bola, namun lebih pada alasan politis yang secara tidak langsung berimbas kepada sepak bola sebagai kebanggaan daerah dan alat propaganda.

4. Sebenarnya, kedua klub tidak mempunyai masalah secara langsung. Hanya saja, retorika perpecahan antar bangsa dengan paham masing-masing menungganginya dan diwakilkan pada klub. Real Madrid sebagai perwakilan ideologi bangsa Castilan (kaum penguasa) dan FC Barcelona memikul beban sebagai perwujudan perlawanan bangsa Catalan (separatis). Atas dasar itulah kedua klub begitu membenci satu sama lain.

5. Apa yang Franco cintai bukanlah Madrid, melainkan kelestarian rezimnya. Apa yang dibenci Franco bukanlah Barcelona namun sifat separatisme bangsa Catalan. Adapun keduanya hanya alat untuk satu tujuan, kekuasaan. (pendapat ini bisa diperdebatkan).

Cukup seru juga. Apapun itu sejarah kedua klub, seperti yang sering saya katakan, biarkanlah sepak bola berjalan secara alamiah. Baik itu sejarahnya, pengaruh politik, agama (seperti Glasgow Rangers dan Glasgow Celtic), kasta, propaganda dan alasan-alasan lainnya yang membuat sepak bola lebih dari sekedar olahraga bagi penggemarnya. Tidak usah melarang-larang kita untuk menjauhkan sepak bola dengan politik. Selama faktor non-teknis itu tidak bersentuhan langsung dengan sepak bola, justru faktor non-teknis itulah yang menyebabkan timbulnya gairah yang besar pada olah raga ini.

Silahkan jika teman-teman berkenan untuk melakukan analisa sesuai topik ini di form komentar. Terima kasih sudah mampir untuk membaca.

Salam virfast.net

Referensi : wikipedia, detik, worldsoccer


Posted

in

by

Tags:

Comments

7 responses to “El Clasico, Antara Penguasa dan Separatisme”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *